Header Ads

PANCASILA HARGA MATI

**Semoga kita senantiasa diberi kekuatan dan istiqomah untuk senantiasa tawadhu' dengan dawuh Romo Kyai Sholeh Bahruddin. amiin...

Berikut beberapa dawuh Romo Kyai Sholeh Bahruddin tentang "Pancasila" beserta urgensinya dalam beberapa kesempatan. Dawuh tersebut menyiratkan pesan, bahwa Pancasila sebagai asas bernegara sudahlah final:
Aku babat pondok Ngalah tepate dino Jum’at, bulan Dzulhijjah tahun 1985, Lan Yayasan Darut Taqwa didirikan Kyai Bahruddin tahun 1977:
Asas Darut Taqwa wonten tigo:
1) Pancasila
Pancasila di Darut Taqwa sangat dijunjung tinggi, karena nilai-nilai pancasila digali dari nilai-nilai luhur budaya bangsa, dan merupakan pancaran dari nilai-nilai luhur budaya bangsa dan dari nilai-nilai ajaran islam (al-Qur’an dan al-Hadits), seperti ketuhanan, kemanusiaan dan persatuan.
2) UUD 45
Kedua asas di atas mencerminkan bahwa pendiri memiliki jiwa nasionalis yang tinggi.
3) Ahlussunnah Wal Jama’ah
Karena di dalamnya terkandung nilai-nilai tasammuh, tawassuth, tawazzun, ta’addul. (Dawuh sekitar 2004 silam)
***
Pancasila lan NKRI iki adalah harga mati, soale perjuangane bien soro, bapak (Kyai Bahruddin) bien yho melu berjuang, ngantek-ngantek bapak ditahan dek penjara sentanan Mojokerto gara-gara merjuangno Pancasila. (Dawuh, 2010 silam)
***

Sumpah santri pondok pesantren Ngalah Jum’at, 19.00 WIB 04 Agustus 2006 di serambi masjid Ngalah.
Wes arek-arek kabeh dino iki seliramu kabeh tak ba’iat, tirokno aku yoo:
بِسْÙ…ِ اللهِ الرَّØ­ْÙ…ٰÙ†ِ الرَّØ­ِÙŠْÙ…ِ
Saya berjanji:
1) Berpegang teguh pada Pancasila dan UUD 1945
2) Berbakti dan patuh pada kedua orang tua dan guru
(Baiat Romo Kyai Sholeh Bahruddin kepada santri, di serambi Masjid Ngalah, Jum'at (4/8) 2006 silam)
***
Kenapa orang Islam bisa masuk aliran keras (radikalisme)?
Jawab: Karena keterbatasan ilmu agama (setengah pinter yho setengah bodoh) alias pinter gak pinter, bodoh gak bodoh.
Bagaimana cara menanggulanginya?
Jawab: Mengamalkan Pancasila!. (Dawuh saat pengajian Tafsir, 2009)
***
Siswa-siswi, mahasiswa-mahasiswi Yayasan Darut Taqwa, dicetak sebagai intelektual yang berjiwa Pancasilais.
Kalau yang nyantri diniyah tok atau intelekendilen, dicetak sebagai ahli agama yang Pancasilais. (Dawuh saat pengajian Tafsir, dipenghujung 2009).
***
Awakmu kabeh kudu iso niru aku, masio nggak iso 100% nggak opo-opo. Minimal kudu Pancasilais (Dawuh Romo Kyai Sholeh Bahruddin di acara Temu Alumni Nasional, 2015 lalu).
SELAMAT HARI KESAKTIAN PANCASILA & TAHUN BARU HIJRIYAH 1438 H

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.