SUFI EKSENTRIK; PROMOTOR RENOVASI GEREJA #5
FOTO: Ketua Komisi Hak Keskupan Malang Pastor Adam Soencoko Pr (kanan) dengan K.H. Sholeh Bahruddin di Pondok Pesantren Ngalah, Desember 2008 silam.
Keterlibatan seorang Kiai sangat besar pengaruhnya terhadap proses perizinan dari warga tetangga terhadap usaha pembangunan dan renovasi Gereja Umat Katolik di Paroki Santa Theresia Pandaan. Hal ini diakui Ketua Panitia Pelaksana Pembangunan dan Renovasi Singgih Wirawan.
Seorang Kiai memiliki pengaruh kuat terhadap masyarakat di Pandaan Pasuruan, terutama bagi warga tetangga Gereja Pandaan. Mereka mengikuti apa kata Kiai. Syukurlah, saat panitia mengadakan sosialisasi kepada warga tetangga, pak Kiai serta-merta ikut memberikan sosialisasi sebagai tanggapan atas dukungan terhadap usaha itu.
”Dia adalah Kiai Haji Sholeh Bahruddin, pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Ngalah, Sengonagung, Purwosari, Pasuruan,” kata Singgih bersemangat.
Menurutnya, Kiai Sholeh sangat proaktif membantu umat Pandaan memperoleh simpati dari warga tetangga sekitar. Selain ikut mensosialisasikan dengan berdakwah dalam beberapa kesempatan pengajian, ia juga membagikan selebaran sebagai bentuk dukungan aktif kepada umat dalam usaha pembangunan dan renovasi gereja.
Usaha nyata yang benar-benar dilakukan Kiai Sholeh adalah diadakannya Tasyakuran di Gereja Pandaan, 15 April 2008 silam. Ia bersama para santrinya menjadi promotor acara itu. "Segenap masyarakat Pandaan Pasuruan, baik umat Katolik maupun umat Muslim dan umat agama lain yang ikut diundang, betul-betul gembira. Kerukunan terasa begitu kental. Berbagai komentar positif deras mengalir," tambahnya.
Menurut Singgih, pekerjaan rumah besar yang masih harus dikerjakan umat Pandaan adalah meneruskan dan melestarikan hubungan baik ini. Bagaimana hubungan positif yang sudah digulirkan Kiai Sholeh bersama santrinya ini terus langgeng. Umat Pandaan, baik awam maupun pastornya, harus aktif mengusahakan kelanggengan relasi ini.
Hal konkretnya adalah ikut terlibat dan peduli jika suatu saat Kiai Sholeh punya gawe dan umat Katolik diundang. Seperti yang selama ini sudah dilakukan. Menghadiri undangan adalah hal penting yang harus diperhatikan dalam sebuah relasi dialog antaragama. Kehadiran adalah simbol kerukunan.
Post a Comment