KETIKA JEMAAT GKJW SINGGAH DI PP. NGALAH
FOTO: Jemaat GKJW mengunjungi salah satu Asrama Putri, Pondok Pesantren Ngalah
“Kami sangat bangga, terharu, dan kagum ketika datang di pesantren ini. Karena disambut dengan sangat ramah,” kata Pendeta Suwetnyo mewakili 20-an orang yang berasal dari berbagai negara, mulai dari Filiphina, Srilanka, Papua, Jerman dan Indonesia, ketika berkunjung ke Pesantren Ngalah, Mei 2011 silam.
Para pendeta dari Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW) tersebut melakukan live in di Pesantren. Kegiatan itu merupajan bagian dari program pendalaman tentang "Kultur – Graben oder Klammer zwischen den Religionen?" (Kultur – Pemisah atau perekat hubungan umat beragama?.red)
Menurut Pdt. Yoseph (pendeta dari Srilanka), Pesantren Ngalah telah mengamalkan tahap berkehidupan yang paling tinggi yaitu Pluralisme. Terbukti dengan Ponpes Ngalah yang tidak hanya menerima perbedaan, tapi juga menghargai perbedaan, dimana untuk mengamalkan tahap berkehidupan yang paling tinggi ini tidaklah mudah.
Para pendeta itu pun kagum dengan Pengasuh Pesantren, Kyai Sholeh Bahruddin. Menurut pandangan mereka, Kyai Sholeh merupakan seorang tokoh agama yang konsisten. "Dalam artian melakukan sesuatu selaras dengan apa yang diucapkan. Dan hal inilah yang jarang mereka temukan dalam diri tokoh-tokoh agama lain," ungkapnya.
Para pendeta itu tidak hanya dijamu, namun juga diminta untuk sedikit berceramah tentang "Pluralisme" di depan jamaah Seninan. Mereka pun terharu ketika melihat antusias para jamaah seninan mendengarkan ceramah.
Post a Comment